Karya Tulis Tentang Pengolahan Sampah



BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kita pasti pernah  mengenal limbah sampah bukan? Atau sering kita mendengar kata-kata ini tidak asing lagi bagi penulis yaitu kebersihan pangkal kesehatan. Sering ditemukan orang-orang membuang sampah sembarangan, apalagi di sekolahan sering kali mengalami permasalahan kebersihan yang disebabkan oleh siswa itu sendiri. .Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh negara di dunia. rata-rata setiap harinya kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan bahkan ratusan ton sampah diangkut oleh truk khusus dan dibuang di TPA. Dari hari ke hari sampah terus menumpuk seperti yang sering kali penulis lihat sampah numpuk itu, akan menganggu warga selain baunya tidak sedap juga dapat menyebabkan wabah penyakit dan juga akan mendatangkan bencana. Selain sampah dapat merugikan, sampah juga dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos untuk memupuk tumbuh-tumbuhan agar tumbuh-tumbuhan itu subur dengan hasil panen yang melimpah. Selain dapat bermanfaat sebagai pupuk kompos, sampah plastik juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan dan hasilnya bisa dijual di mana saja.


Pemanfaatan sampah baik sampah organik maupun nonorganik tidak lepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengelolanya. Baik teknologi modern maupun teknologi tepat guna yang membutuhkan kemampuan tenaga terampil. Pengelolaan limbah sampah di Kabupaten Kudus dengan tempat pembuangan akhir di Desa Tanjungrejo tampaknya masih belum dikelola dengan menggunakan teknologi moden. Beberapa warga di sekitar tempat pembuangan sampah  ada yang kreatif memanfaatkan limbah sampah untuk diolah menjadi pupuk kompos. Hal ini perlu diberi perhatian khusus, karena dari tangan-tangan merekalah sampah yang semakin menggunung itu dapat didaur ulang dijadikan produk yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengankat menjadi sebuah karya tulis.


B.     Perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut  dapat dirumuskan suatu masalah yang akan dibahas karya ilmiah ini yaitu :
1.      Jenis sampah apa saja yang dapat diolah menjadi pupuk kompos?
2.      Bagaimana cara mengolahsampah di TPA Tanjungrejo menjadi pupuk kompos?
3.      Bagaimana pemanfaatan pupuk kompos mengolahsampah di TPA desa Tanjungrejo?

C.     Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak dicapai dan menjadi pedoman untuk melakukan suatu kegiatan yang telah di rumuskan. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui jenis-jenissampah apa saja yang dapat diolah menjadi pupuk kompos.
2.      Untuk mengetahui bagaimana cara mengolah sampah di TPA Tanjungrejo menjadi pupuk kompos yang siap digunakan petani.
3.      Untuk mengetahui pemanfaatan pupuk kompos pengolahan sampah di TPA desa Tanjungrejo.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Penelitian ini dapat membuka wawasan penulis tentang kondisi di sepurtar tempat pembuangan akhir sampah di kabupaten Kudus yang merupakan lingkungan tempat tinggal penulis.
2.      Menambah pengetahuan bagi penulisdan memperkenalkan pembaca tentang pengolahan sampah menjadi pupuk kompos yang bernilai ekonomis.

E.       Ruang  Llingkup Penelitian
       Dari identifikasi masalah di atas disimpulkan bahwa ruang lingkup penelitian ini membahas tentang pengelolaan limbah sampah  di TPA Tanjungrejo serta cara pengolahan sampah tersebut menjadi pupuk kompos agar dapat bermanfaat  dalam kehidupan sehari-hari mengingak lingkunan pembuangan sampah di TPA Tanjungrejo mayoritas penduduknya bermatapencaharian petani.

F.      Sumber data
Sumber data yang penulis gunakan ini adalah hasil waancara dari  warga  di sekitrr TPA  sebagai narasumbernya selaku pembuat pupuk kompos dari limbah sampah, serta kami juga melakukan wawancara terhadap warga-warga yang berprofesi sebagai pengumpul sampah atau lebih dikenal dengan pemulung yang memulung bahan baku kompos.

G.      Metode Dan Teknik Pengumpulan Data
1.      Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulisan menggunakan metode deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu.[1] Penelitaian deskriptif  adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan pariwisata, objek apakah orang atau segala sesuatu yang terkait dengan  Variabel-variabel yang bisa  dijelaskan baik dengan angka-angka.[2]
2.      Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam karya tulis ini sebagai berikut:
a.       observasi adalah teks laporan yang memuat klasifikasi mengenai jenis sesuatu berdasarkan kriteria.[3] Dengan demikian observasi adalah pengamatan dengan cermat secara langsung objek yang diteliti.
b.      wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh dua orang pihak yaitu, pewawancara dan narasumber.[4]
c.        Teknik Literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Dengan kata lain, istilah Studi Literatur ini juga sangat familier dengan sebutan studi pustaka.[5]Dalam sebuah penelitian yang hendak dijalankan, tentu saja seorang peneliti harus memiliki wawasan yang luas terkait objek yang akan diteliti. Jika tidak, maka dapat dipastikan dalam persentasi yang besar bahwa penelitian tersebut akan gagal.
 

BAB II
LANDASAN TEORI
 A.    Pengertian Sampah
   Sampah sedang naik daun sekarang. Ya, sampah sudah tidak lagi dipandang sebelah mata karena sampah bisa menghasilkan pendapatan yang jumlahnya tidak sedikit ketika ditangani oleh orang-orang yang kreatif. Pembangunan bank sampah merupakan salah satu bentuk go green yang nyata dan berdaya guna. Sampah yang terkumpul bisa dimanfaatkan kembali menjadi beberapa barang yang berguna ataupun diolah menjadi pupuk kompos  yang bisa bermanfaatkan untuk menyuburkan tanah.
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”[6]. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.[7]Menurut Tandjung Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Sementara menurut Radyastuti, W. Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai.
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/pendaurulangan (re-using), walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/material yang tidak dapat digunakan kembali.
Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya).

B.  Jenis –jenis  sampah
1.  Sampah Berdasarkan Sumbernya
a.       Sampah alam: sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah.
b.      Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.
c.       Sampah rumah tangga: sampah dari kegiatan di dalam rumah tangga, sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga adalah kertas dan plastik.
d.      Sampah konsumsi: sampah yang dihasilkan oleh manusia dari proses penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa makanan.
e.       Sampah perkantoran: sampah yang berasal dari lingkungan perkantoran dan pusat perbelanjaan seperti sampah organik, kertas, tekstil, plastik dan logam.
f.       Sampah industri: sampah yang berasal dari daerah industri yang terdiri dari sampah umum dan limbah berbahaya cair atau padat.
g.      Sampah nuklir: sampah yang dihasilkan dari fusi dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia.

2.   Sampah Berdasarkan  Sifatnya
a.   Sampah organik  (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,  daun-daun kering, dan sebagainya.  Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
b.  Sampah anorganik  (undegradable)
 Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan,  kertas,  plastik mainan, botol dan gelas minuman,  kaleng,  kayu,  dan sebagainya.
 Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya.  Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan,  botol dan gelas bekas minuman,  kaleng,  kaca,  dan kertas,  baik kertas koran,  HVS,  maupun karton.
3.  Sampah Berdasarkan Bentuknya
a.  Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
1)      Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
2)      Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Jemis sampah ini dapat dibagi lagi menjadi:
a)      Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
b)      Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
b . Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Adapun yang termasuk sampah cair adalah:
1.    Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
2.    Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
         Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan

C.    Prinsip Pengolahan  Sampah

Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4M, yaitu:
1.    Reduce (Mengurangi)
Agar tidak banyak menghasilkan sampah kita bisa meminimalisir penggunaan benda-benda sekali pakai yang bisa menjadi sampah.
2.    Reuse (Menggunakan Kembali)
Orang-orang kreatif biasanya mampu mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai guna, bahkan bernilai jual. Dengan menggunakan kembali benda-benda tidak terpakai, sampah menjadi berkurang dan kita tidak perlu lagi membeli barang karena barang yang kita perlukan dapat kita buat sendiri menggunakan barang tak terpakai tersebut.
3.    Recycle (Mendaur Ulang)
Dengan mendaur ulang sampah, benda-benda yang tidak terpakai akan dapat dipakai lagi setelah melalui proses. Mendaur ulang sampah anorganik memang sulit bila dilakukan sendiri, tetapi kita dapat dengan mudah mendaur ulang sampah organik dengan mengubahnya menjadi pupuk kompos. Sampah organik yang dapat dijadikan kompos yaitu dedaunan kering, sisa-sisa makanan, dan limbah rumah tangga berupa zat organik. 
4. Replace (Mengganti)
Mengganti yang saya maksud disini adalah mengganti barang yang kita gunakan dengan yang lebih ramah lingkungan.


D. Pengolahan Sampah Menjadi Pupuk Kompos
1.    Bahan yang perlu disiapkan:
a.       Siapkan 2 1 /4 hingga 4 m3 sampah yang mudah lapuk, sangat di    sarankan menggunakan sampah organik .
b.      Siapkan kotoran ternak mamah biak sebanyak 750 kg (atau sekitar ± 50 kaleng ukuran 20 liter)

2.    Tahap pengolahan sampah menjadi pupuk kompos
a.       Tahap perjalanan sampah organik yang dicampur kotoran ternak
b.      Tahap  pemutaran sampah organik yang dicampur dengan kotoran ternak
c.       Tahap pengopenan agar sampah dan kotoran ternak kering
d.      Tahap pengayakan
e.       Tahap pengemasan
3.    Cara Membuat :
1.   Campur sampah organik dengan kotoran ternak
2.       Selanjutnya campurlah dengan kompos yang sudah jadi untuk memancing penyampuran agar lebih merata. Jika ada kotoran ternak (ayam atau sapi ) dapat pula dicampurkan .
3.      Pembuatan pupuk kompos ini bisa dilakukan sekaligus, atau bisa juga selapis demi selapis dan bertahap satu minggu 2 kali,
4.      Setelah itu sampah organik yang sudah di campur kotoran di open supaya mengering
5.               Lalu sampah organik itu diuapkan agar menjadi pupuk.
6.      Setelah menjadi pupuk,pisahkan pupuk dan diayak untuk memisahkan bagian yang halus dan kasar,setelah itu pupuk yang sudah jadi di kemas di karung.
E.  Pemanfaatan Pupuk Kompos Dalam Pertanian
Dewasa ini banyak ditemukan lahan sawah (irigasi) yang sakit akibat penggunaan pupuk  kimia.pada tahun 2009 jumlah lahan yang sakit khususnya di daerah Tasikmalaya mencapai 60% atau 3 juta hektar (ha), dan dikhawatirkan jumlah ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun. hal serupa juga terjadi di daerah lain di seluruh pulau jawa sebagai sentra produksi pangan. Hal ini ditandai dengan susahnya mencari belut di swah sekarang, itulah sebabnya Departemen pertanian menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan pupuk organik dalam bercocok tanam.
Memang tak bisa dipungkiri, perdebatan manfaat pupuk organik dan anorganik dewasa ini masih berlangsung. Umumnya petani memilih untuk mengambil manfaat pupuk anorganik karena nutrisi tanaman lebih mudah terpenuhi sehingga produktifitasnya menjadi tinggi ( dengan catatan dosis yang diberikan haru stepat sehingga tidak mencemari lingkungan, menimbulkan penyakit, dan lain-lain).Karena kepincut produktivitas yang besar dan kemudahan penggunaan pupuk kimia membuat sebagian besar petani memilih pupuk ini. Namun karena banyak yang kurang berhati-hati dalam pemakian, akibat banyaknya lahan yang sakit. Klau sudah begini, tak hanya gagal produksi, lahan pun jadi susah diperbaiki kesuburanya. Akhirnya, lahan akan ditinggalkan begitu saja karena tidak dapat ditanami.
Ternyata masih banyak dari rekan-rekan petani yang belum paham tentang pupuk organik ini terbukti masih banyak yang pertanyaan yang menanyakan tentang pupuk pupuk organik tersebut. Dalam kesempatan kali ini kita membatasi pembicaraan hanya tentang pupuk organik padat dan pupuk organik granule seperti yang biasa kita lihat dan kita beli di kios-kios pertanian.
Sebenarnya jika kita ada kemauan untuk membuat pupuk organik tersedia bahan berlimpah disekitar kita. Tetapi pada umumnya petani enggan membuat pupuk organik tersebut dan lebih suka membeli pupuk organik buatan pabrik dengan harga Rp.700/ kg atau lebih. Katanya yang lebih praktis. Ya itulah sifat dasar orang Indonesia yang terkadang kurang bangga dan yakin dengan buatan sendiri. Mereka lebih suka membeli pupuk organik granule buatan pabrik atau perusahaan tertentu.
Kami selalu mendorong teman-teman petani untuk membuat pupuk organik sendiri saja dari bahan-bahan seadanya disekitar kita.  Yang penting intinya bahan-bahan organik tersebut (sampah organik, sisa buah-bahan, sisa dedaunan, jerami, limbah ikan, kotoran ayam, kotoran sapi, kotoran kambing dll)  kita fermentasi dan setelah jadi kompos baru kita gunakan ke lahan.
Padahal tidak semua pupuk organik granule kualitasnya lebih baik dari buatan kita sendiri. Karena maspary pernah menjumpai pupuk organik granule dari perusahaan terkenal yang isinya bahan organik dan tanah liat yang di granule kan.   Dan setelah maspary aplikasikan ke tanaman cabe justru tanaman saya yang menjadi layu karena belum terdekomposisikan dengan sempurna. Yang lebih mengerikan lagi pupuk organik tersebut masih dicampur dengan sampah kaca dan kerikil.
Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.
1.      Penyusunan bahan :
a.       Perbandingan Bahan Hijau : Bahan Coklat =  50 : 50.
b.      Bahan Coklat diletakan paling bawah pada tempat   pembuatan kompos.
c.       Selanjutnya dimasukkan Bahan Hijau diatasnya.
d.      Bahan coklat maupun bahan hijau sebelumnya telah dicacah terlebih dahulu.
e.       Semakin kecil cacahan, proses pengomposan akan semakin cepat.
f.       Penyusunan bahan hingga ketinggian maksimum 1 m.
2.      Pencampuran Kompos :
a.       Pengadukan dilakukan secara perlahan lahan hingga merata sambil diberikan bahan aktivator.
b.      Atur kelembapan campuran. Jangan sampai terlalu lembab.
c.       Selanjutnya campuran diletakkan pada tempat yang terhindar dari cahaya matahari langsung. Dapat dilakukan penutupan dengan terpal.
d.      Pastikan campuran mendapat sirkulasi udara yang cukup, misalnya dengan cara melubangi karung.
3.      Pengecekann Kompos
a.       Lakukan pengukuran temperatur di beberapa titik tempat pembuatan kompos.
b.      Pada hari ke-4 dilakukan pengukuran temperatur pada titik-titik yang sama. Apabila terjadi perbedaan temperatur yang signifikan ≥20C, maka dilakukan pembalikan (mengaduk) kompos. Hal ini dilakukan agar oksigen tercampur secara merata.
c.       Apabila proses pembalikkan kompos sudah 4 kali, amati perubahan warna, bau dan temperatur. Apabila warnanya sudah berubah menjadi coklat kehitaman, kemudian bau kompos menyerupai aroma tanah, kompos telah menyusut 20-40% dari volume awal, maka proses komposting sudah selesai. Tinggal menunggu temperatur turun.

F.  Demografi desa Tanjungrejo
Tanjungrejo adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Desa Tanjungrejo terletak di sebelah barat Kota Kudus, tepatnya di Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Desa ini dipimpim oleh seorang kepala desa yang bernama Yuli Lukmawati Era .W  Mayoritas Desa Tanjungrejo beragama Islam. Desa Tanjungrejo memiliki luas wilayah 7,34 hektar dan tinggi 3 m (dari permukaan laut). Jarak dari Ibu kota Kabupaten kudus ± 40 Km dan  10 Km dari Kecamatan Jekulo
Desa Tanjungrejo terdiri dari 3 Dukuh, yang terdiri dari 10 RW dan 54 RT. Dukuh Patihan terdiri dari 4 RW dan 19 RT. dan Dusun Beji terdiri dari 3 RW dan 17 RT. Serta Dukuh Kedungmojo terdiri dari 3 RW dan 18 RT. Adapun letak geografis Desa Tanjungrejo berbatasan dengan 4 desa, yaitu:
1.      Sebelah timur berbatasan dengan Desa Hnggosoco.
2.      Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jekulo.
3.      Sebelah barat berbatasan dengan Desa Klalimg.
4.      Sebelah utara berbatasan dengan Desa Rejosari.
Demografi penduduk desa Dersalam sampai tahun 2016 dihuni oleh 3.690 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 1.330  jiwa dan perempuan 2.360 jiwa. Kondisi sosial masyarakat Desa Tanjungrejo sangat beragam. Secara umum dapat digambarkan berdasarkan tingkat penddikan,  mata pencaharian dan fasilitas atau infrastruktur yang ada di desa dapat disazjikan sebagai berikut:

Tabel : 1 Data Kependudukan Desa Tanjungrejo Jekulo  Kabupaten Kudus
No
Bidang
Jenis/jenjang
Jumlah
1
Pendidikan
Perguruan Tinggi
50 orang


SMA/MA/Sederajat
     100orang


SMP/MTs/Sederajat
350 orang


SD/MI/Sederajat
820 orang
2
Pekerjaan
Petani
120 orang


Pedagang
112orang


Buruh/swasta
110orang


PNS
80 orang


TNI/POLRI
20 orang


Lainnya
420orang
3
Fasilitas Umum
Sekolah/Lembaga Pendidikan
4    buah


Pasar
       1   buah


Sarana kesehatan/Klinik
       1   buah


Lapangan Olah raga
1   buah
4
Tempat ibadah
Masjid
4   buah


Musholla
10   buah


Gereja
3   buah

Data Desa Tanjungrejo[8]).
 
BAB III
PEMBAHASAAN

A.     Daerah Penghasil Pasokan Sampah
Dari hasil wawancara dan survai yang penulis lakukan penulis memperoleh informasi dari orang yang bekerja di TPA Tanjungrejo. Daerah-daerah yang mengirim sampah ke TPA Tanjungrejo adalah pasar-pasar sekabupaten kudus.Berdasarkan data sementara timbunan sampah setiap harinya mencapai 615,5 meter kubik.Dari jumlah tersebut, 12,9 meter kubik dibakar dan 81,6 meter kubik dilakukan proses untuk membuat pupuk kompos,Jika masyarakat kesulitan mengelola sampah secara mandiri, kemungkinan pula untuk dibuatkan tempat penampungan sampah sementara sebelum diangkut oleh petugas untuk dibuang ke TPA.

B.     Proses pengolahan sampah menjadi pupuk kompos
1.     Pemisahkan antara sampah organik dengan sampah anorganik dengan mesin
 Bahan baku sampah yang ada di TPA Tanjungrejo terdiri dari sampah organik dan non organik yang masih membaur jadi satu. Sampah ini dapat dipisahkan  agar tidak tercampur  antara sampah organik dengan sampah anorganik. Sampah organik dapat dibuat sebagai pupuk kompos sedangkan sampah anorganik dapat dibuat sebagai bahan kerajinan tangan.
 2.      Pencampuran sampah organik dengan kotoran sapi
Guna pencampuranmya agar sampah dan kotoran sapi dapat tercampur rata dan dapat membusuk  dengan bau yang tidak sedap sehingga mudah untuk membuat pupuk kompos.
  3.      Pemrosesan campuran sampah sampah organik dengan  kotoran ternak  menngunakan mesin.
Pencampuran sampah organik dengan kotoran ternak  menggunakan mesin supaya kotoran ternak itu tercampur rata dengan sampah organik.
 4.     Tahap berikutnya sampah mennuju ke pemutaran  untuk menuju ke tahap pengopenan.
Campuran sampah organik dengan  kotoran ternak  tersebut akan diusung secara otomatis berjalan menuju  ke pemutaran agar sampah itu cepat di open dan cepat menjadi pupuk kompos. Adapun tujuan pengopenan tersebut  agar pupuk organik cepat kering .
 5.      Setelah  pengopenan agar sampah kering, selanjutnya menuju ke tahap penguapan dimana sampah itu akan menjadi pupuk.
Pengopenan  sampah kering diuapkan supaya  sampahnya  cepat menguap dan menjadi pupuk.
6.     Setelah melewati beberapa tahap pupuk kompos pun sudah setengah jadi.
Pupuk  kompos  yang sudah setengah jadi pupuk, lalu pupuk itu didiamkan beberpa menit. Proses ini pendinginan yang dilakukan secara alamiah ini membuat pupuk organik menjadi mengering dan terbentuk bulatan-bulatan layaknya bentuk pupuk kimia.

7.    Tahap pengayaan pupuk kompos
Pupuk yang organik menjadi mengering dan mengkristal setangah jadi tadi diayak agar bagian yang halus dan bagian yang kasar dapar terpisah. Bagian pupuk organik yang masih kasar dan terpisah dari yang halus ini akan diproses ulang.
 8.      Proses Penghalusan pupuk kompos
Bagian pupuk yang masih kasar diproses dengan cara digiling lagi supaya halus, hingga terbentuk pupuk organik yang dinginkan dan siap digunakan.
9.      Poses pengepakan/pengarungan pupuk kompos
Proses pengepakan atau pengarungan adalah pupuk kompos yang sudah jadi tadi kemudian dikemas dalam karung supaya mudah untuk diangkut atau dipasarkan.
10.  Pupuk kompos sudah saip.
Proses pengepakan yang dilakukan dalam 2 hari menghasilkan 100 karung pupuk kompos. Pupuk kompos yang dihasilkan dari pengolahan sampah ornaik menjadi pupuk organik di TPA Desa Tanjungrejo  milik pemerintah ini ini tidak dijual untuk umum. Pupuk-pupuk yang dihasilkan untuk pemenuhuan kebutuhan pemerintah, seperti untuk pemupukan taman di Kabupaten Kudus.

C.    Pemasaran
Pupuk dibuat satu minggu 2 kali yaitu hari senin dan selasa , hasil persatu hari bias menghasilkan 100 karung. Pada saat ini pupuk kompos digunakan sendiri untuk bahan pertanian dan sisanya di kirim ditaman-taman sekabupaten kudus. Tempat-tempat yang dikirimi pupuk kompos misalya Taman jarum, Taman menara kudus, Taman gondang manis, Taman Sardi, Taman Ganesa, Taman Ria colo,dan taman-taman sekabupaten kudus lainnya.

D.    Distribusi
Pupuk kompos yang dihasilkan dalam 1 bulan dengan 4 kali produksi, setiap kali produksi menghasilkan  100 karung. Dengan demikian dalam satu bulan  menghasilkan 400 karung. Sementara ini pupuk kompos yang dihasilkan belum didistribusikan untuk umum, meskipun permintaan pupuk kompos organik ini sangat banyak. Pupuk kompos yang dihasilkan tidak dijualbelikan, tetapi hanya untuk memenuhi kebutuhan pemerintah. Pupuk kompos yang dihasilkan dikirim ke taman-taman sekabupaten kudus.
 
BAB IV
PENUTUP

A.     Kesimpulan

Sampah merupakan barang-barang yang sudah tidak digunakan kembali yang dapat menimbulkan berbagai kerugian terutama terhadap kelestarian lingkungan. Hal ini dapat diatasi dengan metode pengelolaan sampah yang efektif sesuai dengan jenis sampah. Salah satu cara pengelolaan sampah organik menjadi pupuk organik sebagaimana yang dikakukan pemerintah kudus dalam pengolahan sampah TPA menjadi pupuk kompos berikut ini.
1.      Sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir di Tanjungrejo berasal dari berbagai pasar yang ada dikota kudus. Untuk itu perlu diadakannya pengolahan sampah dengan cara pemilahan sampah organik dan anorganik . Hanya sampah-organik organik yang dapat dimanfaatkam sebagai pupuk kompos sedangkan sampah anorganik dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan.
2.      Pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir di Tanjungrejo menjadi pupuk kompos saat ini menggunakan mesin atau teknologi modern diantaranya adalah adalah mesin pemilah sampah, mesin perjalanan pupuk, mesin pengopenan pupuk organik, mesin pengayakan.
3.      Pemanfaatan pupuk kompos di Desa Tanjungrejo dikirim ke taman-taman Sekabupaten Kudus diantaranya Taman Jarum, Taman Ganesa, Taman Gondang Manis, Taman Sardi, Taman Ria Colo, dan taman-taman lain di Kabupaten Kudus.

B.     Saran
1.      Untuk  pemiliknya  sebaiknya pengolahan pupuk kompos tidak diolah hanya seminggu 2 kali saja. Bahkan sebaiknya dapat diolah setiap hari agar  hasilnya banyak dan dapat dijual ke petani.
2.      Untuk pemerintah sebaiknya  pupuk kompos tidak hanya di kirim ke taman-taman Sekabupaten Kudus, bahkan  sebaiknya pupuk kompos  juga dapat dijual ke petani.
 
DAFTAR PUSTAKA

Gerlina, Kusnaeni. 1994.  Pelindungan Lingkungan. Jakarta: Bina Rena Pariwara.
Sari, Punaji Setyoi. 2001. Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Syah, Hidayat. 1994. Pengatur Umum Metedologi Penelitian Pendidikan pendekatan verivikatif. Pekanbaru: Suska Pers.
http://www.scribd.com/176841114/ptpsp-pengertian-sampah#scribd(diunduh tanggal 1 Maret 2016)

                                                                                           














BIOGRAFI PENULIS
Nama                              : RAHMAWATI
Kelas                              : XI IPS 1
No Induk                        : 6561
Tempat Tanggal Lahir    : Kudus, 29 Oktober 1998
Alamat                             : Margorejo Pelang  RT 01 RW 04 Dawe Kudus
Cita-cita                           : Dokter
Pendidikan :
No
Jenjang
Nama Llembaga Pendidikan
Lulus tahun
1
TK
-
-
2
SD
SDN 2 Margorejo
2011
3
SLTP
SMPN 2 Dawe
2014
4
SLTA
MAN 1 Kudus
Belum lulus

Demikian riwayat hidup penulis ini disusun sebagaimana mestinya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.                                          








LEMBAR PEMBIMBINGAN

Nama             : RAHMAWATI
Nis                 : 6561
Kelas              : XI IPS 1
  Judul             : Pengolahan Sampah TPA Menjadi Pupuk  Kompos di Desa Tanjungrejo

NO
HARI/
TANGGAL
URAIAN PEMBIMBING
KETERANGAN
TANDA TANGAN
1.

18/2/2016
Konsultasi Bab I
Bab 1 perlu disempurnakan
1.       ..........
2.

29/2/2016
Perbaikan bab I dan Bab II
Bab I  dilengkapi catatan  kaki. Bab II formatnya dibetulkan
2.       ..........
3.

2/3/2016
Pembetulan Bab I dan konsultasi Bab II
Bab II perlu diperbaiki
3.       ..........
4.

7/4/2016
Konsultasi bab II
Bab II perlu diperbaiki
4.       ..........
5.

21/5/2016
Konsultasi Bab III
Bab III perlu diperbaiki
5.       ..........
6.

11/6/2016
Konsultasi Bab IV dan Perbaikan Bab III
Bab IV perlu diperbaiki

6.       ..........
7.

14/6/2016
Konsultasi Bab IV
Bab IV perlu di benarkan
7.       ..........
8.
17/6/2016
Perbaikan Daftar isi
Daftar isi sudah diperbaik









[1]  Hidayat Syah, Pengatur Umum Metedologi Penelitian Pendidikan pendekatan verivikatif, (Pekanbaru, suska Pers, 1994),hal 96
[2]  Punaji Setyo Sari, Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group,2001),hal. 269
[3] https://www.idjoel.com/pengertian-observasi/(diunduh pada tanggal 1 Maret 2016).
[6] Kusnaeni Garlina, Pelindungan Lingkungan, (Jakarta,Bina Rena Pariwara, 1994), hal. 206.
[7] http://www.scribd.com/176841114/ptpsp-pengertian-sampah#scribd (diunduh tanggal 24 Februari 2016).
[8] Sumber: Dokumentasi balai Desa Tanjungrejo  tanggal 8 Mei 2016
Facebook CommentsShowHide

0 komentar