KISAH NABI NUH DAN KAN’AN ANAKNYA YANG MATI TENGGELAM DI TELAN AIRBAH



Assalamualaikum warahmatullohi wabarokatuh…


Nabi Nuh diperintah Allah untuk memberantas segala bentuk kemusyrikan di bumi.Dengan seluruh kemampuannya ia berusaha menyadarkan kaumnya untuk kembali menyembah kepada Allah. Namun, setiap kali Nuh mengajak kaumnya untuk menyembah kepada Allah, mereka lari, ada pula menutupi telinga begitu mendengar dakwahnya.Jumlah pengikut Nabi Nuh tidak bertambah, sedangkan jumlah orang kafir semakin banyak.NabiNuh sangat sedih, NabiNuh pun berdoa kepada Allah.
“Ya Allah, jangan Engkau biarkan seorangpun diantara orang kafir itu tinggal  diatas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu. Dan mereka tidak akan melahirkan selainanak yang berbuat maksiat dan kafir.“
Doa Nabi Nuh dikabulkan oleh Allah, diperintahkan kepada Nabi Nuh supaya membuat perahu dengan pengawasan dan wahyu dari Allah.
Setelah 40 tahun, selesailah perahu yang dibuat  NabiNuh. Orang-orang yang beriman segera menaiki perahu, tidak ketinggalan pula burung-burung dan binatang-binatang berpasang-pasangan.
Air mulai keluar dengan deras daricelah-celah bumi.Sementara dari langit turun hujan yang sangat deras.Nabi Nuh bersama orang-orang yang beriman didalam perahuhanya bias pasrah kepada Alloh menunggu detik-detik tenggelamnya bumi. Orang-orang kafir mulai kelabakan mencari tempat perlindungan dari air bah, sebagian tewas terseret arus.
Saat perahu mulai berlayar, Nampak Kan’an, anak Nabi Nuh, berenang menuju puncak sebuah gunung yang belum terjamah air.Naluri kasih saying seorang ayah membuat Nabi Nuh berusaha keras membujuk dan merayu anaknya agar mau naik perahu bersamanya.
“Kan’ananakku!Naiklah keperahu bersama kami! Janganlah kau mati bersama-sama orang yang kafir!”
“Tidak Ayah!Aku akan selamat berada di puncak gunung itu”
“Kan’aaan….dengarkan Ayah!Tak ada satu pun yang dapat melindungimu dari keadaan ini selain Allah”
“aahh tidaakk ayaahhh……!!!!”
Belum selesai pembicaraan antara ayah dan anaknya, tiba-tiba dating gelombang besar yang menjadi penghalang antara keduanya.Kan’an hilang dari pandangan Nabi Nuh.Nabi Nuh berusaha mencari namun ia tidak menemukan selain ombak yang semakin tinggi. Nabi Nuh sedih, ia telah kehilangan anak yang dicintainya. Seluruh permukaan bumi telah tenggelam.
Perahu mengapung diatas permukaan air yang tak kunjung surut.Hingga akhirnya datanglah perintahAlloh.
Dalam Alqur”an surat hud ayat 44
وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
“Hai, bumi telanlah airmu dan hai hujan dari langit berhentilah…”
Lenyaplah peristiwa yang mengerikan itu seiring dengan menyurutnya air kecelah-celah bumi.Hati Nabi Nuh masih gulau akan kematian anaknya, Kan’an. Ia bertanya-tanya kenapa Alloh tidak menyelamatkan anaknya. Ia tidak tahu bahwa Kan’an menyembunyikan kekafirannya di hadapan Nabi Nuh. Hingga terucap, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar.Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.”
Allah pun menjelaskan kepada Nabi Nuh, “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu yang dijanjikan akan diselamatkan.Sesungguhnya perbuatannya tidak baik.Sebab itu, janganlah kamu memohon kepadaKu sesuatu yang kamu tidak mengetahui  hakekatnya. Aku peringatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.”
Nabi Nuh tersadar dan memohon ampun kepada Alloh atas kekhilafannya. Sementara perahu terdampar selama 6 bulan seluruh penumpang turun dan memanjatkan sukur kepadaAlloh yang telah menyelamatkan  jiwa dan keimanan mereka.*
Cerita tadi menasehatkan agar kita selalu patuh dan menghormati alloh,,mematuhi perintah orang tua,,,agar kita tidak tergolong orang orang yg kafir..
Wassalamualaikum warahmatullohi wabarokatuh……











Facebook CommentsShowHide

0 komentar